Senin, 10 Maret 2014

Kekuasaan

Redup angkupnya menyalahkan kesalahan.
Meneruskan pijakan pada setiap goa kehidupan.                                                                         
Tuhan telah menawarkan hidup dengan kegelapan.
Menjanjikan cahaya kehausan menelungkup teguh dalam anggukan.
Memang benar, bukan terang lilin yang selalu mendera,
Bukan juga gelap dalam kenestapaan jawabnya.
Tapi kesempatan baru untuk menjadi kecil dalam semestanya.
Menjadi besar dalam catatan kanannya.
Mungkin akan sama dengan buah yang mengait pada pohonnya, menggantungkan kesabaran dan syukuran.
Syukuran akan bemaknanya arti dari setiap detak gumpal yang menguasai alurnya, kesabaran yang selalu setia menerka cobaan keharusan hidupnya.
Aku tau ya rabb, aku sadar, siapalah aku?
Bukankah hanya manusia abu yang ingin meluruhkan noda dalam tangisku, membuntutinya dengan hadapan harapku.
Yaa Rabbi, ku sangat menyadari manusia hanyalah semut kutuk-MU.
Kumohon relakanlah secercah ridho manusia-MU, ikhlaskanlah sebutir syafaat nabi           pilihan-MU.

Tidak ada komentar: