Aku
tak mengerti, Suasana apa yang membahagiakan dalam bentang jarak ini? Keadaan
apa yang menyenangkan dalam ratusan jalan ini? Aku tak tahu. Rasanya hampir tak ada yang
membahagiakan dan menyenangkan. Segalanya terjadi dengan penuh kepahitan.
Menyimpan sabarnya keajaiban menjadi mukjizat suatu hubungan.
Aku
tak lagi tahu.
Apa
yang sedang kita harapkan dalam jauhnya diri selain mahal harga dari bermacam
kejujuran dan kesetiaan. Apa yang kita pertahankan dalam jauhnya rindu yang tak
kunjung terhentikan. Rasanya aku Lelah, Resah menggantungkan keharusan. Selalu
menjadikan air mata sebagai ujung kepedihan. Aku ingin segera lepas, namun
entah kenapa jarak ini tak membuatku lemah dengan segala rasaku. Malah
membuatku kuat dengan keyakinan hati yang jelas bertolak belakang dengan arah
logikaku. Mungkin benarnya karena aku selalu menggunakan rasaku di setiap
pikirku. Menepiskan logikaku yang selalu tergesa-gesa ingin membuatku jatuh dan
tenggelam.
Tapi
disisi lain, apa iya aku tak salah memperjuangkan? Karena yang terlihat nyata tak
benar benar nyata. Selebihnya tak jauh dari bayang bayang.
Mungkinkah aku
yang mempertahankan tak pantas di pertahankan? Benarkah aku yang dihiraukan
pantas di abaikan? Entahlah. Semakin lama aku semakin kuat menahan. Semakin
jauh aku semakin kuat mempertahankan, tolong jelaskan ! apa yang membuatku
masih ingin bertahan? Bagaimana kau menciptakan rasa hinggaku mampu menguat
nguatkan rasaku yang semakin ingin bertahan.
Jarak, bantulah
aku temui dia yang dalam diam merencanakan. Tunjukan arah tujuannya padaku. Aku
sangat ingin berdiri di titik kejelasan. Dimana aku dapat mengangguk mengerti
dengan arti kata yang ia katakan.