Selasa, 11 Maret 2014

Sapaan Malam


Apa yang engkau lakukan hari ini lelakiku? Sudah makankah? Sudah bebaskah? Atau Sudah lenyapkah? Oh tidak.. tidak ..
Ini hanya sapaan termagis yang ingin ku lontarkan untuk memulai bungkamnya.
Sebenarnya, aku hanya ingin membuka bibir ini untuk kukatakan “selamat malam lelakiku” dan harapanku kau menjawabnya dengan “selamat malam perempuanku”.
Enyah sekali, ini bagai bingkai menyawang dalam gudang. Terlalu suram untuk menjadi sebuah biang keladi kehidupan.
Dalam harapku,
Ku harap kau tak pernah lupa akan semua kewajiban dan tanggung jawabmu.         
Dan kali ini ku benar-benar ingin menyapamu lewat dunia riil.
Namun tetap ku lawan.
Ya, karena aku tau dalam kejauhan ini tak mungkin ku selami samudera penuh cagak berduri.
Maka itu, ku hanya bisa  merasukimu lewat bait demi bait tulisan acakku.
Ku lampiaskan isi otakku, mengalir pada kedua tanganku, dan terus membiarkannya mengalun pada kotak Qwerty tuk sebuah notulen pribadi.
Sebuah tulisan yang tak berkenaan dengan bagaimana kehidupan nanti.
Hanya berkenaan dengan lintasan hari yang kulalui –saat ini.
Lelakiku? Bisakah ku dekap bayang jauhmu? Aku rindu senyum lebarmu, aku ingin tahu sipit bola cahyamu kini.
Duhai lelakiku, aku benar ingin segera mengabaikan rindu yang kau abadikan.
Sudah terlalu sering aku menangkap puing dari keping-keping kerinduan.
Sudah lama aku titipkan kesabaran pada jejak lalu dan lalu.
Ini akhirnya, Lelakiku, Aku sangat merindukanmu. 

Tidak ada komentar: