Jumat, 11 April 2014

Jangan ciptakan Rindu

Tak banyak yang aku lihat di ruangku ini. Hanya sebuah sinar pancar dari arah depan yang melawan retina. Menunjuk tangan pada jentikan keyboard yang mengajakku bangkit dan menceritakan. Tentang kamu yang berlama-lama dengan hidupmu. Menjalin segalanya tanpa aku pasanganmu. Sungguh, ini hal yang tak pernah ingin kurasakan. Bagiku semua terjalin semacam air, selama apapun ia diatas ujungnya akan mengalir pada pusat bumi. Begitulah realitanya.
Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan. Semakin hari rasaku semakin menyelubung erat dengan dinginku. Ketakutanku semakin ada pada gulungan akut yang tiada hentinya. Sampai hari ini aku tetap tak mampu mengucap rindu yang selama ini ku abadikan. Aku semakin malu, aku semakin tak mampu. Jiwaku seakan rentan pada teriakan diam yang kau ciptakan. Membungkam kuatnya gigitan bibir yang begitu menyakitkan.
Aku tak bisa sayang, aku tak bisa menahan kuat rindu yang kau abadikan. Aku ingin kamu hadir, aku ingin segera bertemu kamu. Kesabaranku tlah berada di ujung pangkuanmu sayang. Mengertilah, aku selalu bertarung dengan egoku demi kamu. Berperang dengan rasaku untuk kamu. Apa kau tak pernah paham? Apa kau hanya memikirkan bahagiamu saja? Tanpa kau ingin tahu bagaimana aku yang sedang jauh dari sisimu. Seperti itukah?
Aku hanya tak ingin terus menelungkup kuat tangisku. Mencuri curi isakan yang setiap malam ku lakukan. Aku lelah ! AKU BENAR LELAH !
Apa kau tak mau lagi memperdulikan hasrat yang kau ciptakan? Apa kau sudah cukup bahagia dengan keadaan yang mengelilingimu disana? Lalu bagaimana denganku? Bagaimana dengan aku yang terus berdiri disini menunggu kamu. bagaimana dengan kedua kakiku yang semakin lama semakin ingin segera melangkah, bagaimana dengan tanganku yang juga ingin segera melambai untuk ku nyatakan selamat tinggal. TIDAK sayang ! aku tak mau menghianati ucapanku. Aku tak ingin menghargaimu dengan harga ucapan gombalku. Mataku tetap dengan pandangan yang sama. Hatiku juga tetap dengan arah yang sama. Tapi entah bagaimana rasamu disana, Aku tak tahu.
Sesekali kau hanya lewat dalam hembusan angin hirupku. Kau hanya berdiam sejenak lalu pergi lagi.
Sayang ! ku mohon pedulikan aku, Pedulikan kita.
Aku tahu waktumu sesibuk itu,
Tapi jika memang tak ada lagi waktu untuk kau berbagi, mengapa kau berhasil mengkaryakan rindu dalam rasaku. Tolong, pertanggung jawabkan kelakuanmu !
Jangan ciptakan rindu bila kau tak mau lagi merindu.

Rabu, 02 April 2014

Aku Tak Berguna

Sejak kemarin malam perasaanku tak nyaman, tidurku tak nyenyak. Itu karena kau yang selalu membayang dalam otakku. Hati dan pikiran selalu bertanya-tanya bagaimana keadaanmu disana. Selalu ingin menemuimu hingga ku tak mampu membendungnya.
Dan setelah ku baca status bbmmu ternyata benar, kau sedang dalam keadaan tak sehat. Suhu badanmu meninggi, suaramu berubah, kau seakan lemah, lesuh, dan berdiripun seolah tak mampu. Itu yang aku tangkap dari percakapan telepon tadi.
Sayang? Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau bisa selemah ini? Sudah ku katakan berulang ulang. Jaga kesehatanmu baik-baik, atur pola makanmu, jangan terlalu capai dengan semua aktivitasmu. Kenapa masih seperti ini?
Sayang, aku benar tak mampu memikirkanmu yang sedang berbaring sendirian, yang sedang menahan sakitnya sendirian. Aku ingin disana merawatmu, membelaimu, menyayangmu sampai kau sembuh. Aku iri pada dia yang kau sebut kakak perempuanmu. Aku iri dengannya ketika hanya dia yang berada disisimu. Aku iri dengannya yang berani beraninya menggantikan posisiku yang seharusnya bukan dia tapi aku. Aku IRI !
Tak ada yang bisa kulakukan selain menyesali diriku yang tak mampu menjadi wanita terbaikmu. Yang hanya bisa menahan rasa ingin memelukmu dalam kejauhan. Aku bodoh ! Aku tolol ! Aku tak berguna !
Sayang segeralah sembuh, aku tak bisa mengharap apapun selain kesembuhanmu. Segeralah bangkit, aku tak mau kau berlama-lama dengan rawatan wanita lain, Aku cemburu. Aku sakit tak menjadikanmu raja saat kau butuh.
Maafkan sayang, aku memang benar tak berguna. Aku jauh lebih berguna mereka yang dekat denganmu. Mereka yang dapat mengunjungimu dalam kesusahan ini.

Segeralah pulih sayang, aku menunggu kabar terbaikmu.