Senin, 05 Mei 2014

Jarak

Aku tak mengerti, Suasana apa yang membahagiakan dalam bentang jarak ini? Keadaan apa yang menyenangkan dalam ratusan jalan ini? Aku tak  tahu. Rasanya hampir tak ada yang membahagiakan dan menyenangkan. Segalanya terjadi dengan penuh kepahitan. Menyimpan sabarnya keajaiban menjadi mukjizat suatu hubungan.
Aku tak lagi tahu.
Apa yang sedang kita harapkan dalam jauhnya diri selain mahal harga dari bermacam kejujuran dan kesetiaan. Apa yang kita pertahankan dalam jauhnya rindu yang tak kunjung terhentikan. Rasanya aku Lelah, Resah menggantungkan keharusan. Selalu menjadikan air mata sebagai ujung kepedihan. Aku ingin segera lepas, namun entah kenapa jarak ini tak membuatku lemah dengan segala rasaku. Malah membuatku kuat dengan keyakinan hati yang jelas bertolak belakang dengan arah logikaku. Mungkin benarnya karena aku selalu menggunakan rasaku di setiap pikirku. Menepiskan logikaku yang selalu tergesa-gesa ingin membuatku jatuh dan tenggelam.
Tapi disisi lain, apa iya aku tak salah memperjuangkan? Karena yang terlihat nyata tak benar benar nyata. Selebihnya tak jauh dari bayang bayang.
Mungkinkah aku yang mempertahankan tak pantas di pertahankan? Benarkah aku yang dihiraukan pantas di abaikan? Entahlah. Semakin lama aku semakin kuat menahan. Semakin jauh aku semakin kuat mempertahankan, tolong jelaskan ! apa yang membuatku masih ingin bertahan? Bagaimana kau menciptakan rasa hinggaku mampu menguat nguatkan rasaku yang semakin ingin bertahan.

Jarak, bantulah aku temui dia yang dalam diam merencanakan. Tunjukan arah tujuannya padaku. Aku sangat ingin berdiri di titik kejelasan. Dimana aku dapat mengangguk mengerti dengan arti kata yang ia katakan.